Jumat, 05 Desember 2008

Keanekaragaman Kebudayaan Budaya Indonesia


Banyak sekali hal yang dapat kita bahas atau bicarakan mengenai kebudayaan bangsa Indonesia karena Indonesia memiliki banyak propinsi. Setiap propinsi di Indonesia memiliki kebudayaan khas nya dan tiap-tiap daerah tersebut berbeda kebudayaannya, sehingga Indonesia memiliki banyak kebudayaan. Kebudayaan itu sendiri terbentuk dari kebiasaan masing-masing daerah yang biasa disebut adat istiadat, kebudayaan itu sendiri bermacam macam. Contoh budaya itu sendiri antara lain kesenian,ritual keagamaan,dan istiadat lainnya. Kesenian itu sendiri bisa berupa seni musik, seni tarian, seni lukis. Dan contoh alat musik tradisional adalah anklung, Anklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.

Jenis Angklung yang ada di Jawa Barat adalah sebagai berikut

  1. Angklung Baduy
  2. Angklung Dogdog Lojor
  3. Angklung Gubrag
  4. Angklung Badeng
  5. Angklung Buncis
  6. Angklung Bungko
  7. Angklung Soetigna

Dan contoh dari tarian daerah adalah tari kecak.

Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1], melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.